BOOKING TIKET PESAWAT

menyampaikan

menyampaikan. Info sangat penting tentang menyampaikan. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai menyampaikan

menyampaikan. Pulau Bunyu Kalimantan Timur. Kejujuran harus menjadi dasar utama bagi seorang peliput berita. Profesi yang lebih dikenal dengan sebutan Jurnalis ini mengharuskan seseorang bercerita tentang sesuatu kepada khalayak ramai tanpa sikap berpihak. Tanpa menempatkan diri sebagai subyek. Saat dunia sudah makin masuk ke dalam abad 21 ini, masih adakah orang-orang seperti itu? Jawabannya adalah, masih selalu ada. Kita mungkin tidak akan pernah tahu dimana Jurnalis seperti itu sekarang berada. Tapi setelah membaca karya-karya mereka, kita akan tahu dialah orangnya. Orang-orang yang menyampaikan kebenaran pada dunia dengan torehan tintanya.

Pada tulisan yang diambil dari situs antaranews.com dibawah ini, disampaikan synopsis dari otobiografi dari seorang Jurnalis kawakan kaliber dunia, Martin Fletcher. Perjalanan karier Jurnalistiknya selama lebih dari tiga puluh tahun telah menempatkan dirinya sebagai seorang jurnalis yang sangat dihormati. Fletcher telah menjadi saksi sekaligus penyampai berita sejarah di banyak belahan dunia. Perjalanan waktu telah membuatnya makin bijak memandang dan menilai sisi kemanusiaan melalui sudut pandang jurnalistik. Lebih adil dan manusiawi.

"Breaking News" Evolusi Pematangan Seorang Jurnalis

Jika Anda jurnalis televisi atau fotografer yang terbiasa meliputi konflik, Anda mungkin tak asing dengan nama ikonik Martin Fletcher, jurnalis veteran yang kini menjadi Kepala Biro jaringan televisi NBC di Tel Aviv. Peraih lima penghargaan Emmy ini berbagi pengalaman jurnalistiknya dalam otobiografi renyah nan bermakna, "Breaking News; A Stunning and Memorable Account of Reporting from Some of the Most Dangerous Places in the World," terbitan Thomas Dunne Books, Maret 2008.

Dalam lebih dari tiga dekade meliput perang, revolusi, dan bencana, Martin merintis karir dari seorang kamerawan hingga akhirnya menjadi produser dan wartawan perang kawakan yang dihormati dunia.

Mulanya, dia hanya pemuda yang menerjuni dunia kewartawanan agar bisa melihat dunia. "Saya bukan orang muda yang diutus untuk menyelamatkan dunia, sebaliknya yang saya buru adalah uang dan kesempatan berkeliling dunia," katanya agak berseloroh.

Dia tak mempersiapkan diri menjadi wartawan perang, bahkan dia tak terlatih mengoperasikan kamera video. Tapi akhirnya dia selalu ada di tengah perang. "Saya adalah saksi kelahiran Hizbullah di wilayah pendudukan Israel di Lebanon Selatan pada 1982. Lima tahun kemudian, pada 1987, saya menyaksikan Sheikh Ahmad Yassin mendirikan Hamas."

Kendati mengisahkan kengeriaan, nestapa, kematian dan kehancuran, Martin tak mendedah semua itu dengan dramatisasi atau narasi yang narsistis, malah dia menyisipinya dengan tuturan dan kisah-kisah konyol nan jenaka.

Satu hari pada 1967, ketika Arab dan Israel berperang, Martin masih hijau pengalaman, apalagi meliput perang. Wartawan top Inggris dari Sunday Times, Nicholas Tomalin, menasihatinya agar jangan jauh-jauh dari konvoi tentara. Ironisnya, justru mobil Nicholas yang dihantam roket anti tank Suriah, hanya lima menit setelah menasihati Martin.

Nyaris tak ada perang sejak 1960an hingga kini yang tak diliputnya, dari Siprus, Bosnia, Kosovo, Somalia, Rhodesia, Zaire, sampai Aghanistan. Dia berada di daerah konflik dan bencana, dari Rwanda, Sudan, sampai Kamboja. Dia pernah ditanya, "Mengapa kamu pergi ke Zaire? Di sana kan bahaya." Dia menjawab, "Untuk itulah saya pergi."


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger