Kunci utama yang membuat film ini selesai dengan mudah adalah saat pembuat film mengarahkan Jack untuk mendatangi Monica di kamar hotelnya. Sebagai penjahat professional, seharusnya Jack tidak melakukan itu. Seorang calon hakim agung pasti mendapatkan pengawalan ketat. Dia cukup melanjutkan negosiasi melalui telepon. Kalau perlu, dengan system komunikasi yang tidak bisa dilacak. Tapi ini hanya sebuah film, harus ada ending yang bikin penonton jadi senang, jadi terhibur, termasuk saya. Yang tersisa hanya sebuah kalimat bagus yang dicuplik dari ucapan Thomas Jefferson oleh Monica saat konsperensi pers setelah pelantikannya sebagai hakim agung AS. "Yang diperlukan bukan lah berusaha untuk menjadi benar, tapi melakukan perbuatan yang benar". Kadang-kadang saya lupa dengan teks lagunya. Soalnya, lagu ini memang jarang saya nyanyikan. Lagi pula lagu ini menurut saya hanya cocok dinyanyikan pada acara-acara resmi yang bertepatan dengan moment kenegaraan. Tidak seperti lagu-lagu populer yang sering diputar di layar tv itu. Kalau yang ini sih bisa kita nyanyikan kapan. Asal jangan pada saat-saat tertentu. Misalnya pada prosesi pemakaman atau pas lagi ikut tahlilan. Meskipun jarang menyanyikannya, tapi saya sangat mengagumi lagu ini. Komposisinya terdengar sangat bagus dengan nuansa mars yang sangat kental. Kalau ada kompetisi lagu kebangsaan sedunia, lagu kebangsaan kita ini pasti keluar sebagai juara. Supaya tidak lupa dengan teksnya, saya posting saja disini. Agar puasa kita jadi lebih semangat. Indonesia tanah airku tanah tumpah darahku Di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku hiduplah negriku Bangsaku rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya merdeka merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya merdeka merdeka Hiduplah Indonesia Raya Tadi sore saya jalan-jalan menikmati suasana sore. Udara cukup cerah, harus dinikmati. Kalau ndak, bisa jadi mubazir. Memang lain rasanya kalau lagi hari libur begini. Lebih santai, lebih enjoy, dan sejenisnya. Saya sempatkan diri mampir ke rumah teman saya, Benjol. Nama aslinya Hasan Basri tapi sudah terlanjur akrab dengan panggilan Benjol. Ya udah, saya ikutan aja manggil dia dengan sebutan Benjol. Dia sedang nonton tv saat saya datang. Sesekali melayani orang yang datang untuk menyewa film atau mau main PS. Dia memang mengelola rental film dan PS. Juga mengelola studio band yang sering digunakan para remaja berlatih musik. Pokok’e teman saya ini bergerak dalam bidang sewa-menyewa. Begitu melihat kedatangan saya, dia langsung menyambut dengan candaan khasnya. Saya sudah hapal dengan kebiasaannya itu. Kami berdua segera terlibat obrolan santai sambil nonton tv. Pas kebetulan ada tayangan tentang peliputan suasana hari nyepi di pulau Bali di layaran tv yang kami tonton. Itu membuat si Benjol teringat dan bercerita kalau kemarin habis ngerjain anak-anak yang mau nyewa studio band untuk latihan musik. Kebetulan kemarin jadwal sewa studio sudah penuh. Anak-anak itu ndak kebagian waktu. Salah seorang dari anak-anak itu berujar pada Benjol, "kalau begitu besok aja ya om". "Waduh…, besok ndak bisa. Besok kan hari raya Nyepi. Ndak boleh ada aktifitas. Apa lagi main band yang gedombrangan gitu. Semua orang harus di rumah. Liat aja besok, pasti jalanan jadi sepi ndak ada orang", jawab Benjol dengan nada dan wajah serius. Mendengar penjelasan dari Benjol, anak-anak itu tampak seperti maklum. Apa lagi mereka memang tahu bahwa besok hari libur karena bertepatan dengan hari raya Nyepi. Tapi ada beberapa anak yang masih ragu-ragu dengan penjelasan dari Benjol itu.
7 years ago